AdvertorialEkonomiHeadlineKaltim

Pertumbuhan Ekonomi dan Kinerja APBN/APBD di Kalimantan Timur pada Semester I 2024

Bujurnews, Samarinda – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Triwulan I-2024 mencapai 7,26 persen year-on-year (yoy), menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan Triwulan IV-2023 yang hanya mencapai 0,16 persen yoy. Kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian, sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) mencatat pertumbuhan tertinggi pada Triwulan I-2024.

Provinsi Kaltim memberikan kontribusi terbesar dalam penyusunan nilai tambah regional dengan share sebesar 48,12 persen dari seluruh provinsi di Pulau Kalimantan.Pada Juni 2024, tingkat inflasi di Kaltim tercatat sebesar 2,99 persen yoy, yang didorong oleh kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran seperti makanan, minuman dan tembakau; pakaian dan alas kaki; serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Realisasi APBN

Realisasi komponen Pendapatan Negara hingga 30 Juni 2024 mencapai Rp17,26 triliun, setara dengan 36,30 persen dari target tahunan sebesar Rp47,55 triliun. Sementara itu, realisasi komponen Belanja Negara mencapai Rp28,69 triliun atau 33,87 persen dari pagu tahunan sebesar Rp91,25 triliun.

Perpajakan dan PNBP

Penerimaan Perpajakan mencapai Rp15,55 triliun atau 33,94 persen dari target. Penerimaan pajak ini mengalami penurunan yoy yang disebabkan oleh turunnya harga komoditas global seperti batubara dan CPO serta pembayaran PPh Pasal 25/29 Badan. Sebaliknya, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh signifikan sebesar 67,65 persen yoy, dengan realisasi mencapai Rp1,71 triliun atau 98,28 persen dari target. Peningkatan ini didorong oleh pendapatan jasa kepelabuhan dan jasa pelayanan pendidikan.

Belanja Kementerian/Lembaga dan Transfer ke Daerah

Realisasi Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) hingga akhir Juni 2024 mencapai Rp12,80 triliun atau 24,50 persen dari pagu Rp52,25 triliun, dengan pertumbuhan yoy sebesar 95,72 persen. Pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan belanja modal untuk pembangunan IKN. Selain itu, realisasi Belanja Pegawai dan Belanja Bantuan Sosial juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah (TKD) mencapai Rp15,89 triliun atau 40,75 persen dari pagu Rp39,00 triliun, dengan pertumbuhan yoy sebesar 18,32 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) SDA Minerba.

Realisasi APBD Kalimantan Timur

Realisasi sementara Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Timur hingga Juni 2024 mencapai Rp27,15 triliun atau 41,46 persen dari target, didominasi oleh Dana Transfer yang mencapai Rp21,94 triliun atau 43,62 persen dari target. Sementara itu, realisasi Belanja APBD hingga Juni 2024 mencapai Rp32,68 triliun atau 46,56 persen dari pagu Rp70,19 triliun. Dukungan dana pusat masih menjadi faktor dominan dalam pendanaan di provinsi ini.

Pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN)

Pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN) memiliki pengaruh besar pada kinerja keuangan APBN dan APBD di Kalimantan Timur. Sampai dengan Juni 2024, anggaran pembangunan IKN mendominasi 81,54 persen pagu belanja K/L, dengan alokasi mencapai Rp42,54 triliun yang tersebar pada Kementerian PUPR, Kemenhub, KLHK, dan POLRI.

Analisis Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim telah menjadi perhatian penting bagi pemerintah daerah. Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi dengan emisi GRK tertinggi di Indonesia, yang berasal dari berbagai sektor seperti pertambangan, kehutanan, dan pembakaran bahan bakar hidrokarbon. Pemerintah daerah berkomitmen untuk melakukan aksi mitigasi perubahan iklim yang efektif, termasuk konservasi energi, peningkatan penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan emisi gas metana dari sektor perkebunan.

Ekonomi Hijau

Provinsi Kalimantan Timur terus mendorong transformasi ekonomi melalui implementasi local emission trading system (ETS). Dana yang diperoleh dari ETS dapat digunakan untuk membiayai program penurunan emisi karbon di Kaltim, serta menjual 22 juta ton carbon credit yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

Dengan berbagai upaya ini, Kalimantan Timur berharap dapat menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan keberlanjutan lingkungan, menjadikan provinsi ini sebagai model pembangunan berkelanjutan di Indonesia. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button