Pendidikan Jadi Prioritas Utama di Kutim, Faisal Rachman Tekankan Pentingnya Peningkatan Standar Pendidikan

Bujurnews — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman, menegaskan pentingnya bidang pendidikan sebagai salah satu prioritas utama yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah. Faizal menekankan bahwa pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam bidang pendidikan adalah bagian krusial sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Faizal berharap pemerintah daerah dapat memastikan standar pendidikan terpenuhi dengan baik. Ia mengungkapkan kekhawatirannya jika standar tersebut tidak terpenuhi, karena hal ini berdampak pada kualitas pendidikan di daerah.
“Kita harus memastikan bahwa standar pelayanan minimal dalam pendidikan terpenuhi sesuai dengan Permendikbud. Ini penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kutim,” ujar Faizal kepada media di DPRD Kutim, Senin (05/08/2024).
Sebagai politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Faizal juga menyoroti beberapa masalah, termasuk isu akreditasi dan kekurangan ruang belajar di sekolah-sekolah. Menurutnya, kondisi di mana sekolah harus membagi sesi belajar antara pagi dan siang karena kekurangan ruang adalah hal yang tidak dapat diterima.
“Tidak boleh ada lagi sekolah yang kekurangan ruang kelas hingga harus membagi sesi belajar antara pagi dan siang. Jika kondisi ini masih terjadi, itu adalah hal yang memalukan bagi kita,” tegasnya.
Merespons kondisi sekolah yang masih berbagi ruang belajar di daerah perkotaan, Faizal menyerukan agar pemerintah daerah segera membangun sekolah tambahan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Ia juga menekankan pentingnya perencanaan dan desain bangunan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ruang belajar yang sesuai.
“Pemerintah daerah harus segera membangun sekolah baru agar tidak ada lagi sekolah yang kekurangan ruang belajar. Jika ingin menambah ruang belajar, bangunannya harus dirancang bertingkat dengan desain yang sesuai,” jelasnya.
Faizal juga mengingatkan tentang tantangan yang mungkin muncul jika menambah ruang kelas pada bangunan sekolah yang awalnya dibangun dari material kayu atau desain yang tidak memungkinkan pembangunan bertingkat. Ia menekankan perlunya perencanaan matang dalam pembangunan baru, memperhatikan desain dan struktur bangunan.
“Kalau bangunan sekolah awalnya dari kayu, bisa saja dibongkar dan diganti. Namun, jika rombel awalnya dari beton, menambah bangunan bertingkat bisa jadi sulit karena desain awalnya tidak mendukung. Ini bisa berisiko jika tidak direncanakan dengan baik,” pungkasnya.(adv/adl/ja)