KaltimSamarinda

Buka Outlet Pangan dan Pasar Tani Kedua, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda Pastikan Harga Stabil

Bujurnews, Samarinda – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda kembali membuka outlet pangan, pasar tani, dan UMKM kedua di Jalan AW. Syahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Rabu (5/2/2025). Program ini bertujuan untuk menstabilkan harga bahan pokok serta mendukung petani lokal dan pelaku usaha kecil.

Outlet ini menyediakan berbagai produk hasil bumi dari petani lokal serta produk UMKM binaan Pemerintah Kota Samarinda. Kegiatan serupa akan terus digelar pada hari-hari tertentu, terutama menjelang hari besar seperti bulan Ramadan, guna menekan gejolak harga di pasaran.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda, Darham, menjelaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Bulog agar harga yang ditawarkan lebih terjangkau karena langsung dari distributor. “Ini juga untuk memastikan stok barang tetap aman dan harga lebih stabil,” ujarnya.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, produksi padi di Kalimantan Timur pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 229.280 ton gabah kering giling (GKG), dengan luas panen sekitar 61.940 hektare. Angka ini menunjukkan peningkatan produksi sebesar 2.310 ton GKG atau naik 1,01 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 226.970 ton GKG.

Secara umum, sektor pertanian di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif, dengan peningkatan produktivitas padi dari rata-rata 3,5 ton per hektare pada tahun 2022 menjadi 3,9 ton per hektare pada tahun 2023. Hal ini mencerminkan kesadaran petani terhadap pola intensifikasi dalam pengelolaan lahan pertanian.

Selain padi, petani lokal di Kalimantan Timur juga membudidayakan berbagai komoditas hortikultura seperti cabai rawit, tomat, bayam, kacang panjang, kangkung, ketimun, dan terung.

Untuk meningkatkan produksi pertanian lokal, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda telah melakukan perluasan lahan pertanian, terutama di Kecamatan Sambutan dan Samarinda Utara. Targetnya adalah menambah sekitar 150 hektare lahan sawah baru hingga tahun 2025, dengan harapan dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pangan lokal hingga 10 persen.

Lebih lanjut, Darham menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi di Kota Samarinda. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah anggaran untuk mendukung pelaksanaan program ini, termasuk subsidi bagi petani yang berpartisipasi.

Pemerintah Kota Samarinda telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi, terutama pada komoditas pangan. Salah satunya adalah peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur. Program ini mencakup penanaman cabai di 59 kampung dan pondok pesantren binaan, pasar murah, pasar tani, serta peresmian kios stabilisator inflasi.

Selain itu, Dinas Perdagangan Kota Samarinda secara rutin menggelar operasi pasar murah, terutama menjelang bulan Ramadan, untuk menekan gejolak harga bahan pokok. Operasi pasar ini diadakan di 10 kecamatan dengan menyediakan berbagai bahan pokok dengan harga terjangkau.

Pemerintah Kota Samarinda juga meluncurkan mobil pengendali inflasi yang berfungsi untuk memantau dan menstabilkan harga bahan pokok penting (Bapokting) di pasaran. Melalui mobil ini, bahan pokok disalurkan dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasar umum karena adanya subsidi dari pemerintah.

“Harapan ke depannya, keberadaan outlet pangan, pasar tani, dan UMKM ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat dalam mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih stabil,” tambahnya.

Melalui program ini, Pemerintah Kota Samarinda berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM, sekaligus menjaga stabilitas harga bahan pokok di daerah.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda, pada September 2024, Kota Samarinda mengalami inflasi year-on-year sebesar 1,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,20.

Sebelumnya, pada Agustus 2024, inflasi year-on-year tercatat sebesar 1,98 persen dengan IHK sebesar 106,19.

Secara umum, tingkat inflasi di Kota Samarinda berada di bawah rata-rata Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai 2,16 persen dan inflasi nasional sebesar 1,84 persen.

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan inflasi di Kota Samarinda dapat terus terkendali, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dan stabilitas ekonomi daerah terjaga. (ape/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button