AdvertorialPemkab Kutim

Hadapi El Nino, BPBD Kutim Telah Siapkan 76 MPA di 18 Kecamatan

Bujurnews, Kutai Timur – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyiapkan sebanyak 76 kelompok masyarakat peduli api (MPA) di 18 kecamatan untuk antisipasi dampak musim kemarau di Kutim.

Hal itu dikarenakan lantaran el nino yang mempengaruhi cuaca di Kutai Timur. El nino diprediksi terjadi mulai Juni hingga Agustus 2023 ini dan akan menyebabkan suhu panas di daerah naik sehingga menyebabkan kekeringan.

Untuk mengantisipasi adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kutai Timur, BPBD Kutim melarang warga untuk tidak melakukan pembukaan lahan.

“Biasanya pembukan lahan dilakukan dengan membakar, warga kami larang untuk membuka lahan karena dapat mengakibatkan terjadinya karhutla,” ungkap Kepala BPBD Kutim, Muhammad Idris, Senin (14/8/2023).

Lanjutnya, apabila terpaksa harus melakukan pembukaan lahan, maka harus koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan. Harapannya, dengan koordinasi tersebut, saat dilakukan pembukaan lahan dapat diawasi oleh pihak terkait.

Selain itu, dari kecamatan bisa mendampingi dengan antisipasi alat pemadam kebakaran. Kendati demikian, untuk wilayah Kutai Timur belum ada kejadian karhulta meski saat pemantauan titik panas oleh BMKG Kaltim, Kutai Timur selalu mendominasi.

“Adapun wilayah paling sering terpantau titik panasnya itu di wilayah Kecamatan Rantau Pulung, Sandaran, Sangkulirang, dab Karangan, sebenarnya semua juga muncul titik panas, tapi paling sering di sana,” jelasnya.

Keempat wilayah tersebut menjadi titik panas yang sering muncul dari pantauan BMKG Kaltim sebab wilayah tersebut masih banyak lokasi hutannya.

Di sisi lain, pantauan titik panas itu tidak mesti lantaran kebakaran hutan melainkan ada juga titik panas palsu misalmya daun yang kering, pantulan panas ke sumber air atau danau, cerobong asap industri dari perusahaan dan lain-lain.

“Biasanya ketika dapat laporan titik panas, kami langsung konfirmasi ke kecamatan terkait, apakah titik panas palsu atau kebakaran, sejauh ini kebanyakan palsu,” urainya.

Untuk masalah pencegahan karhutla, pihaknya telah membentuk masyarakat peduli api (MPA) sebanyak 76 dari 149 desa di 18 kecamatan.

“Di desa kami juga ada MPA, jadi begitu ada laporan kebakaran kami upayakan langsung bertindak,” pungkasnya. (Adv/Bjn-02/Ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button