Kecanduan Game Online, Dua Kakak Beradik di Jember Alami Gangguan Kejiwaan
Bujurnews – Dua kakak beradik warga Desa Sruni, Jember, terpaksa harus mendapatkan terapi dan pengobatan intensif di Rumah Sakit Soebandi Jember akibat kecanduan game online. Kedua anak tersebut mengalami gangguan kejiwaan yang serius, menyebabkan mereka menunjukkan perilaku aneh dan di luar nalar.
Akibat kecanduan game online, mereka sering kali tertawa sendirian tanpa ada alasan yang jelas, bertingkah laku tidak wajar, dan bahkan tidak mengenali nama orangtua mereka lagi. Perilaku yang tidak normal ini memicu kekhawatiran yang mendalam dari keluarga mereka. Orang tua kedua anak tersebut segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan bantuan medis. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, dokter memvonis mereka mengalami depresi berat akibat kecanduan game online.
Kondisi ini menunjukkan dampak negatif yang serius dari kecanduan game online terhadap kesehatan mental anak-anak. Game online yang seharusnya menjadi hiburan ternyata dapat berujung pada gangguan kejiwaan jika tidak dikendalikan dengan baik. Kasus ini menjadi perhatian penting bagi para orang tua dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penggunaan game online oleh anak-anak.
Psikolog Rumah Sakit Soebandi, dr. Lina Hermawati, menjelaskan bahwa kecanduan game online dapat menyebabkan berbagai masalah mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku. “Kecanduan game online mengganggu fungsi normal otak, sehingga anak-anak kehilangan kemampuan untuk berinteraksi secara sehat dengan lingkungan sekitarnya,” kata dr. Lina.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan orang tua dalam penggunaan teknologi dan game online oleh anak-anak. “Orang tua harus aktif mengawasi dan membatasi waktu bermain game online anak-anak. Selain itu, penting untuk memberikan alternatif kegiatan yang lebih sehat dan bermanfaat,” tambah dr. Lina.
Keluarga kedua anak tersebut berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Mereka mengingatkan para orang tua untuk lebih berhati-hati dan tidak membiarkan anak-anak terlalu lama bermain game online tanpa pengawasan. “Kami tidak ingin ada keluarga lain yang mengalami hal serupa. Kami berharap orang tua dapat lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka,” ujar ibu dari kedua anak tersebut.
Kasus ini juga mendorong pihak sekolah dan masyarakat untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi mengenai bahaya kecanduan game online. Program-program pencegahan dan penanganan kecanduan game online diharapkan dapat lebih diperkuat guna melindungi kesehatan mental anak-anak di Indonesia.
Secara keseluruhan, kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan teknologi dan perhatian yang lebih terhadap kesehatan mental anak-anak. Diharapkan dengan kerjasama semua pihak, kasus-kasus serupa dapat dicegah di masa depan. (*)