Pemkot Samarinda Rapat Bahas Penanganan Banjir, Status Siaga Bencana Diusulkan Naik Tanggap Darurat
Bujurnews, Samarinda – Banjir yang masih merendam Kota Samarinda menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Rapat darurat digelar di Balai Kota Samarinda pada Rabu (29/1/2025) untuk membahas langkah-langkah penanganan dan antisipasi ke depan.
Rapat yang dipimpin oleh Asisten II Pemkot Samarinda, Marnabas Patiroy, dihadiri oleh berbagai pihak dari unsur pentahelix, termasuk BPBD Samarinda, Dinas Sosial, DAMKAR, TNI, Polri, PLN, serta relawan.
Marnabas menyatakan bahwa rapat ini merupakan tindak lanjut dari instruksi langsung Wali Kota Samarinda. “Kami terus turun ke lapangan untuk memantau kondisi banjir dan melaporkannya secara real-time kepada Pak Wali,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Marnabas mengusulkan peningkatan status siaga bencana menjadi tanggap darurat. “Jika status ini ditetapkan, kami dapat memanfaatkan dana Bantuan Tak Terduga (BTT) dan meminta bantuan dari pihak luar,” jelasnya. Namun, ia tetap berharap kondisi segera membaik tanpa perlu peningkatan status bencana.
Selain itu, BMKG dan Balai Wilayah Sungai (BWS) turut memberikan laporan terkini mengenai cuaca dan kondisi aliran sungai. Meskipun level air di Bendungan Benanga mengalami sedikit penurunan dari 8,07 meter menjadi 7,8 meter, aliran air masih berdampak pada wilayah Bengkuring dan Griya Mukti.
“Kami tetap waspada karena intensitas hujan tinggi di wilayah Pampang bisa memperparah kondisi banjir,” tambah Marnabas.
Data terbaru dari BPBD Samarinda mencatat sebanyak 5.900 jiwa terdampak pada hari kedua banjir. Petugas di lapangan mulai mengevakuasi warga yang sakit serta melakukan pemeriksaan kesehatan di titik-titik yang sulit dijangkau.
Ketua PMKRI Cabang Samarinda, Nikolaus Yeblo, menyebut bahwa sekitar 2.677 jiwa atau 883 KK terdampak akibat banjir ini. Beberapa wilayah bahkan mengalami ketinggian air hingga 130 cm.
Pemerintah Kota Samarinda telah menyiapkan dapur umum di kawasan Perumahan Griya Mukti dan Bengkuring untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak. Selain itu, beberapa puskesmas di wilayah Bengkuring, Sungai Siring, dan Temindung diminta tetap beroperasi meskipun hari libur.
“Kami juga menyiapkan posko kesehatan untuk menangani warga yang mengalami penyakit akibat banjir, seperti gatal-gatal dan infeksi kulit,” ujar Marnabas.
Selain itu, Pemkot Samarinda berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk menjaga keamanan rumah warga yang terpaksa ditinggalkan. PLN juga diminta untuk mematikan trafo jika ketinggian air mendekati batas berbahaya guna mencegah risiko korsleting listrik.
Banjir saat ini telah meluas ke lima kecamatan, dengan wilayah terdampak paling parah berada di Kecamatan Samarinda Utara dan Sungai Pinang. Selain itu, banjir juga merendam sejumlah wilayah di Kecamatan Samarinda Ulu, Sungai Kunjang, dan Loa Janan Ilir.
Beberapa kelurahan yang terdampak antara lain Sempaja Timur, Sempaja Selatan, Pampang, Temindung Permai, Pelita, Bandara, Gunung Lingai, Sidodadi, Loa Bakung, dan Tani Aman.
Menurut Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, puncak pasang surut Sungai Mahakam diperkirakan terjadi pada 30-31 Januari 2025 pukul 20.38 Wita, dengan ketinggian air mencapai 2,3 meter.
“Kami memperkirakan banjir ini akan terus meluas mengingat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi setiap hari hingga Sabtu,” ujarnya.
Suwarso juga menekankan pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi banjir susulan. “Kami menyarankan agar status siaga darurat segera ditetapkan hari ini, sedangkan peningkatan status tanggap darurat akan kami tentukan berdasarkan perkembangan kondisi banjir pada malam ini,” katanya.
Ia pun mengimbau warga agar tetap waspada dan mengikuti instruksi petugas di lapangan. “Sejumlah akses jalan mulai terputus, sehingga tim penyelamat mengalami kesulitan menjangkau beberapa lokasi terdampak,” jelasnya.
Pemerintah juga mengimbau orang tua untuk menjaga anak-anak mereka agar tidak bermain di area banjir. “Kemarin ada kejadian seorang anak hampir tenggelam di Bengkuring. Untungnya masih sempat diselamatkan. Kondisi banjir ini rawan, baik dari segi keselamatan maupun kesehatan,” kata Marnabas.
Selain itu, Pemkot Samarinda juga meminta BMKG dan BWS terus memberikan update cuaca dan debit air di bendungan agar langkah antisipasi bisa dilakukan lebih efektif.
“Kami berharap BMKG terus memberikan informasi terbaru agar kita bisa mengambil langkah yang lebih baik,” tutupnya. (ape/ja)